Bahkan, seorang penulis asal Jepang berkedudukan Berlin bernama Ichika Rokuso (@rokusoichika), menulis sebuah tweet seperti ini : "Wahai orang-orang muda. Tujuh puluh satu tahun telah berlalu sejak perang berakhir, akan tetapi masih banyak orang-orang yang kehilangan anggota keluarga, teman dan orang-orang yang mereka cintai. Bahkan di Jepang. Seharusnya anda memahami hal itu."
Berita ini bahkan sudah sampai ke Daily Mail, dengan headline "Japanese girl band cause outrage by dressing in NAZI-style outfits " (http://www.dailymail.co.uk/news/article-3873790/Japanese-girl-band-cause-outrage-dressing-NAZI-style-outfits.html). Hal serupa juga dilakukan oleh The Mirror (http://www.mirror.co.uk/news/world-news/japanese-girl-band-dress-nazi-9125698)
Melalui sebuah artikel di Yahoo! News yang diterbitkan pada hari Senin, jurnalis freelance Rei Shiva mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kostum tersebut akan menyebabkan banyak problema menjelang Tokyo 2020 mendatang, dikarenakan kostum yang dipakai artis Jepang tersebut tidak pantas dari aspek budaya maupun politik. Berikut merupakan kutipan artikelnya :
"Yasushi Akimoto, Produser Keyakizaka46, adalah salah satu anggota dewan komite eksekutif Tokyo 2020. Di saat Jepang sedang disorot, proses produksi dan penampilan yang menimbulkan masalah berskala internasional akan berdampak sangat buruk."
http://www.japantimes.co.jp/news/2016/10/31/national/girl-groups-nazi-like-costume-draws-online-backlash/#.WBckQOF95E4
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar