Dijamin, cukup banyak yang mengerutkan kening saat membaca judul diatas, yang mungkin sekarang cukup terkenal–bagi fans maupun bukan. Belum lama ini, Shania sedikit mengeluarkan pikirannya kepada kita–fans JKT48.

via @reuploadJKT48

Ia menulis tentang pengambilan foto yang kurang memuaskan atau kurang enak dilihat. Seperti yang kita tau, sekarang banyak beredar ‘foto yang kurang enak dilihat’ seperti yang dimaksud Shania. Dia menuliskan agar kita lebih dapat melindungi mereka–Idol–dari pandangan negatif orang luar. Apa kita bisa? Melindungi mereka dari pandangan negatif orang luar?

Tentu saja tidak. Tapi kita bisa berusaha.

Setelah admin baca komen di G+ Shania juga beberapa tweet, ada yang langsung menyinggung foto Salkus. Memang Shania tidak langsung mengkritik tentang Salkus, tapi sebagai fans mungkin kita bisa menganggap hal itu yang dimaksudnya. Foto yang kurang enak dilihat atau juga yang kurang memuaskan–bagi Shania sendiri–sering beredar di socmed. Hanya untuk sharing dan hiburan semata. Selama ini Salkus hanya gitu-gitu aja, ada yang ngetweet “Woi, ngapain lo share ginian?!” tapi masih aja diliat. Banyak yang tidak suka tapi tetap berharap adanya salkus.

Namun, saat Shania mengkritik tentang hal itu, tidak sedikit yang langsung menyalahkan Salkus. Tidak sedikit juga yang menyalahkan yang mengambil gambarnya, photographer. Ada juga yang menyerang salah satu akun Salkus. Kemudian masih ada beberapa fans yang mengingatkan agar member untuk tidak memancing mereka melakukan hal itu.

“TUTUP AJA WOI TUH AKUN LAKNAT!”

“X, kamu juga harus kontrol diri. Dancenya jangan gitu banget.”

“Yang salah itu ngambil fotonya, kalau tidak ada yang ngambil kan tidak bakal di salkus-in.”

Di akhir tulisan, Shania berkata hanya mau bertukar pikiran. Bagaimana dengan kita? Maukah bertukar pikiran sejenak?



TUTUP AJA TUH AKUN SALKUS!


Admin sendiri setuju, namun tetap saja ada yang suka sama salkus. Semua mungkin pernah melihat foto salkus yang kian marak, sengaja ataupun tidak. Admin marah, tapi tetap melihat foto tersebut. Hehehe. Kemudian admin mikir, “Kenapa harus akunnya yang ditutup? Kenapa tidak saya saja yang diemin tuh akun.”

Maksud admin, jika itu memang salah dan tidak bisa ditutup, berarti kita yang harus menutup diri dari hal itu. Mulai dengan sedikit-sedikit jangan mau terpancing dengan hal itu. Bisa, kok, asal kita mau. Tapi jika kalian sendiri tetap mau melihat foto itu, admin tidak bisa apa-apa. Sebanyak apapun orang yang melarang atau menasehati, belum tentu bisa menyadarkan, kecuali diri sendiri.

“Tapi, kan, diliat sama orang awam gimana? Ntar citra JKT48 jadi jeleklah.”

Selama ini juga ada salkus beredar, JKT48 masih tetap sering manggung, kan? Teater masih tetap rame, kan? Masih sering denger orang joke “Elo wota? Hellaww”. Kalau iya, berarti JKT48 masih tenar dan dihormati. Karena mungkin, orang awam lebih bijak dari kita. Dan tentang haters, siapa sih yang tidak punya?



Udin, dancenya nanti jangan kebuka kali ya. Bahaya ntar, mancing orang buat hal yang tidak-tidak.Terus, pakaiannya terbuka kali, lho.


“Tapi ya namanya, juga sebuah perform. Kadang kontrol kita sebagai manusia kalah sama rasa smemangat kita yang selalu pengen ngasih terbaik buat kalian. Namanya juga perform, pasti smemangat dan badan kita bergerak kesana kemari. Namanya juga perform, bukan sekedar diam, dan senyum senyum cantik.” jawab Udin di G+ miliknya.

Yap, bener yang ditulis Udin. Kita tidak bisa kontrol diri kita saat serius. Mau jaim? Siap-siap aja dibicarain fans dari belakang karena tiba-tiba berubah sifatnya.

Kemudian pakaian mereka. Banyak yang bilang pakaian mereka memancing untuk orang melakukan hal yang tidak-tidak. Memang ada yang pernah melecehkan member saat perform atau ditempat lain? Kalau tidak, syukur. Jika ada, berarti admin yang kurang tau. Seharusnya kata ‘Ntar mancing orang buat hal yang tidak-tidak’ dibalikin ke setiap orang yang melihat mereka.

Kalian akan melakukan hal yang tidak-tidak, kah? Tentu tidak.

Kalian akan berpikir cara melakukan hal yang tidak-tidak, kah? Tentu saja tidak.

Banyak sekarang kasus pelecehan karena mengatasnamakan ‘Pakaian yang memancing’. Dan sedihnya, ada korban pelecehan yang malah dituduh ‘Pelaku kejahatan’ juga. Mungkin yang tidak mau baca hal di bawah ini bisa skip satu paragraf, bagi yang mau baca, go ahead. Mungkin bisa menambah wawasan kita.

Admin pernah membaca di twitter tentang korban pelecehan. Salah satu penulis yang terkenal bertanya, kurang lebih seperti ini, “Saat pernah dilecehkan, pakaian yang lo kenakan gimana?” Kemudian banyak mention yang menjawab, dan rata-rata perempuan. Admin cukup merinding melihatnya. Kebanyakan yang jadi korban pelecehan memakai baju yang tertutup. Tidak ada belahan yang nampak ataupun paha yang terbuka. Bahkan ada yang memakai jilbab saat dilecehkan.

Jadi mulai sekarang hentikan analogi ‘Kalo dia ngga mancing, gue ngga bakal macem-macem’. Balik lagi, tanya diri sendiri.

Saat melihat orang yang berpakaian minim, kita berani bertindak macam-macam, tidak?



Yang salah itu photographer, kenapa dia ngetake pas pose kaya gitu? Kalau tidak ada gitu kan tidak bakal di salkus-in.


Bentar, admin mau ketawa dulu bagi yang menyalahkan photographer.

HAHAHAHAHA

HAHAHAHAHA

HAHAHAHAHA

Analoginya sih, kalian berharap makan racun, tapi yang sakit itu orang lain. Aneh, kan?

Tidak, admin bukan photographer bagi yang mikir kenapa membela mereka. Admin tidak pandai apa-apa tentang hal itu. Ngambil gambar aja admin jarang. Berapa banyak foto yang dishare sang photograper dengan tag ‘Salkus’? Tidak ada. Jika ada, mungkin hanya untuk simpanan sendiri, tidak untuk dibagi.

Mereka melihat setiap foto itu dari segi seni dan artistik. Segi komposisi cahaya, warna dan objek mereka nilai. Bukan dari segi yang orang pikir tentang salkus. Mereka garis terdepan disetiap event dan acara. Panas-hujan mereka lawan demi sebuah foto. Untuk siapa? Ya untuk semua orang. Fans ataupun bukan, pasti senang melihat hasil jepretan dia. Beberapa detik terpaku ke foto sang photographer cukup membuatnya senang, bahkan terpukau.

Mungkin ada fans yang tidak sengaja melihat sisi salkus, kemudian diedit sedemikian rupa sehingga nilai salkusnya menonjol. Admin yakin, foto apa aja kalau memang seseorang udah lihai melihat sesuatu–dalam hal ini salkus–bahkan foto secarik kertas aja bisa dibayangkannya dalam bentuk tertentu.

Kalau begitu, balik lagi ke point pertama, TUTUP AJA TUH AKUN SALKUS! tapi sebelum mengutuk akunnya, baca dulu point penjelasan dibawahnya.

Lihat, semuanya beterkaitan. Siapa yang salah? Tentu saja tidak ada. Itu wajar, ada member yang tidak suka dengan cara kita. Mungkin bagi kita itu sesuatu yang wajar, tapi bagi mereka itu tidak. Seperti halnya mengidol, bagi sebagian orang membawa photopack dan lighstick ke theater itu wajar, tapi bagi orang awam? Tentu saja tidak wajar bagi mereka.

Kejahatan itu biasa, logika yang langka.”
#Thoy
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: